ASPEK-ASPEK PENYEBAB TERJADINYA KETIMPANGAN SOSIAL - husnuls492.com

ASPEK-ASPEK PENYEBAB TERJADINYA KETIMPANGAN SOSIAL

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Bertemu lagi dengan Saya Husnul. Pada kesempatan kali ini Saya akan membahas Aspek-Aspek Penyebab Terjadinya Ketimpangan Sosial. Pembaca yang budiman. KetimpanganSosial adalah ketidakadilan yang dirasakan oleh masyarakat dalam status dan kedudukan. Ketimpangan sosial sendiri merupakan suatu keadaan ketidak seimbangan di tengah masyarkat, akibat adanya perbedaan aspek-aspek di tengah masyarakat dari dari segi ekonomi maupun sosial.

Aspek-Aspek Penyebab Terjadinya Ketimpangan Sosial


Ketimpangan atau kesenjangan sosial dapat di sebabkan oleh beberapa aspek, antara lain sebagai berikut.

1.       Aspek Ekonomi
Masalah kesenjangan atau ketimpangan social sangat erat hubungannya dengan aspek ekonomi. Kemiskinan menjadi salah satu factor yang mendominasi terjadinya kesenjangan social dalam masyarakat. Kemiskinan menjadi penyebab terjadinya Kesenjangan social. Kesenjangan ini semakin terlihat kita berada di kota-kota besar di Indonesia. Di balik gedung-gedung bertingkat dan perumahan mewah, ternyata masih banyak mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan, walaupun setiap orang tidak ingin berada dalam posisi miskin, di mana-mana. Banyak orang memiliki anggapan bahwa kemiskinan merupakan takdir Tuhan yang disebabkan oleh adanya sifat malas, tidak kreatif serta etos kerja yang tidak sepenuhnya benar dan tidak sepenuhnya salah. Beberapa ciri budaya kemiskinan antara lain sebagai berikut.

  • Fatalisme

Fatalisme adalah kondisi atau keadaan di mana masyarakat mudah sekali menerima nasib atau kenyataan hidup. Akibatnya, apa pun dan bagaimanapun kondisi hidupannya, mereka memandang sebagai ketentuan Tuhan yang harus di jalani dengan sepenuh hati. Pola piker tersebut sangat berdampak buruk terhadap kesempatan-kesempatan yang ada dalam kehidupan manusia. Orang miskin beranggapan bahwa tadir ini harus di jalani tanpa harus mengubahnya.
Pandangan tersebut harus dihilangkan dalam pola pikir masyarakat. Selain itu, masyarakat juga harus membuka wawasan agar memiliki pemikiran yang lebih baik dan lebih maju. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup, baik dari segi pendidikan, ekonomi, social dan lain-lain. Masyarakat harus mau dan mampu mengubah nasibnya menuju kea rah yang lebih baik.
  • .    Rendahnya Tingkat Aspirasi

Masyarakat miskin memiliki kecendrungan hidup dengan kondisi yang minder. Kondisi tersebut membawa mereka pada situasi pasif terhadap berbagai perkembangan dan kemajuan yang terjadi di dunia luar. Kondisi ini membawa konsekuensi terhadap rendahnya tingkat aspirasi sehingga kesempatan untuk meningkatkan diri juga rendah.
Upaya meningkatkan aspirasi masyarakat harus dilaksanakan secara berkesinambungan dengan melibatkan semua elemen masyarakat secara terpadu Masyarakat harus didorong untuk mau dan mampu mengemukakan gagasan atau pendapat demi kepentingan bersama. Awalnya mungkin ada sebagaian masyarakat yang susah untuk menyampaikan pendapat tetapi seiring dengan berjalannya waktu mereka akan menjadi terbiasa untuk menyampaikan gagasan atau pendapat.

  • .    Rendahnya Kemauan Mengejar Sasaran

Setiap orang hendaknya memiliki sasaran sebagai arah tujuan yang ingin dicapai dalam hidupnya. Dengan merencanakan sasaran, berarti ada target yang akan dicapai. Kondisi ini menjadikan seseorang hidup dengan cara yang tertata untuk mencapai tujuannya, Pada masyarakat miskin kemauan mengejar sasaran ini sangat rendah sehingga kemiskinan itu tetap membelenggu.

  •       Kurang Melihat Kemajuan Pribadi

Setiap orang dalam hidupnya harus menata masa depan. Artinya harus berusaha untuk meningkatkan kehidupan, melalui peningkatan secara bertahap. Setiap individu memiliki catatan tentang apa yang dicapainya. Dalam masyarakat miskin hal ini tidak terjadi. Mereka hidup hanya mengalir begitu saja

  •      Perasaan Ketidakmampuan

Masyarakat miskin cenderung memiliki inferior atau rasa rendah diri tentang kondisi dirinya Mereka menganggap bahwa dirinya tidak memiliki kemampuan untuk memperdayakan dirinya sendiri. Situasi ini menyebabkan mereka tidak memiliki motivasi untuk kemajuan dirinya sehingga membentuk pribadi-pribadi yang rapuh. Mereka cenderung melihat diri mereka dari sudut ketidakberdayaan bukan memunculkan kesadaran bahwa setiap pribadi memiliki potensi yang dapat di gali dan diberdayakan untuk meningkatkan kualitas hidupnya, baik secara ekonomi maupun sosial, Secara ekonomi berarti mereka memiliki kesadaran untuk melihat setiap peluang yang bernilai ekonomi. Sementara, secara sosial mampu menjalin komunikasi dan jalinan usaha yang dapat membawa kehidupan yang lebih baik melalui komunikasi dan interaksi dengan berbagai pihak, maka kemungkinan kea rah yang lebih baik dan terbuka.

  •      Perasaan selalu Gagal

Kemiskinan menimbulkan pemikiran dalam diri masyarakat bahwa mereka akan selalu gagal. Akibatnya dorongan untuk maju sangat kecil bahkan sama sekali tidak ada. Kondisi ini menyebabkan orang malas untuk bersaing dalam segala aspek kehidupan termasuk dalam meningkatkan taraf hidupnya secara ekonomi.

  •          Perasaan Menilai Diri Sendiri Negatif

Kemiskinan banyak berpengaruh terhadap individu bahwa dirinya adalah orang-orang yang tidak memiliki kesempatan dalam bidang ekonomi. Bahkan banyak yang beranggapan bahwa mereka adalah orang-orang yang tidak berguna, orang pinggiran, atau orang-orang yang tidak pantas berperan aktif dalam berbagai aktivitas.

Kondisi ini kadang membuat mereka mengisolasikan atau mengucilkan diri dari kehidupan yang normal. Selain itu, mereka juga beranggapan bahwa kehidupan orang-orang di sekelilingnya bukan merupakan bagian dari dirinya. Mereka hidup dengan kondisi dan komunitas yang relatife sama tanpa memikirkan bagaimana mengubah nasib atau keadaan agar menjadi lebih baik.

  •      Pilihan sebagai Pekerja Kasar

Kemiskinan memberikan dorongan kepada masyarakat untuk bekerja pada sector-sektor non formal atau kasar seperti kuli bangunan, pembantu rumah tangga, buruh tani dan lain-lain. Dengan mengambil pekerjaan pada posisi – posisi sebagai pekerja kasar, tentu saja akan melestarikan kemiskinan itu sendiri. Mereka beranggapan bahwa kemampuan yang dimiliki hanya dapat memperoleh pekerjaan yang seperti itu. Pola piker yang demikian harus di ubah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia demi peningkatan kualitas hidup. Perlu digali berbagai kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

  •      Tingkat Kompromis yang Menyedihkan

Sebagian besar masyarakat miskin menjadi sasaran untuk kepentingan-kepentingan yang kurang bersentuhan dengan peningkatan ekonomi mereka. Mereka umumnya sering menjadi sasaran kampanye-kampanye untuk kegiatan tertentu, dengan imbalan yang sangat rendah.

Bagaimana solusi mengatasi ketimpangan sosial.

Untuk mengatasi ketimpangan sosial tersebut ada 5 upaya yang di lakukan oleh pemerintah Indonesia.

1. Pemberantasan Kekurangan Gizi

Kekurangan Gizi banyak terjadi di wilayah yang terpencil dengan pembangunan yang kurang maju.

2.  Penyaluran bantuan yang tepat

Kondisi pemerataan pembangunan dan ekonomi menyebabkan masih banyaknya warga yang kurang mampu dan membutuhkan bantuan, maka solusi dari pemerintah dengan menyalurkan bantuan yang tepat dapat mengurangi ketimpangan sosial yang ada.

3. Peningkatan peluang pekerjaan

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup baik sayangnya tidak di imbangi dengan banyaknya lapangan pekerjaan  yang luas, untuk mengatasi hal tersebut pemerintah berupaya menyediakan pelatihan dan pendidikan yang di sesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja, tujuannya supaya mengurangi ketimpangan sosial

4.  Menurunkan ketimpangan kekayaan

Untuk mengatasi hal ini dilakukan upaya pengaturan ulang pajak penghasilan dimana di Indonesia masih di dominasi kalangan pekerja, yang seharusnya yang mempunyai modal atau pengusaha mempunyai kewajiban pajak yang lebih besar, hal inilah yang menyebabkan ketimpangan sosial.

5. Menciptakan Wirausaha secara masal

Selain dengan menciptakan lapangan kerja baru upaya untuk mengatasi kemiskinan dan pengangguran diatasi pula dengan menciptakan wirausaha secara masal

Mungkin hanya itu saja pembahasan Artikel Tentang Aspek-Aspek penyebab terjadinya ketimpangan sosial.

Semoga Artikel ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis. Amin


Wassalamu’alaikum Wr.Wb. 

1 Response to "ASPEK-ASPEK PENYEBAB TERJADINYA KETIMPANGAN SOSIAL"


  1. Hai semua silahkan kunjungin kami agent terpercaya yang menawarkan hadiah puluhan juta dengan cara yang simple saja jadi yuk berkunjung hanya di dewalotto ya thankss..
    ADD WA +85569312579 Terima Kasih admint...:)

    ReplyDelete

Anda mungkin menyukai postingan ini :